Meraih Sukses
BAGAIMANA MEMPEROLEH SUKSES
Orang yang ingin sukses, sebaiknya iya memiliki sesuatu yang ingin dicapai. Sesuatu yang ingin dicapai itulah yang disebut dengan cita-cita. Cita-cita itu harus mampu menggambarkan kebahagian dan kesenangan yang ingin diperoleh. Keinginan besar atau visi pribadi yang baik, adalah sebuah visi yang dapat memberikan dorongan semangat dan inspirasi jika di kenang. Semakin jelas cita-cita seseorang, maka ia semakin bersemangat dan termotivasi untuk berusaha mencapainya.
Kehidupan ini penuh onak dan duri, setiap orang akan menghadapi berbagai masalah, baik itu masalah pribadi yang spesifik maupun masalah umum yang setiap orang juga menghadapinya. Di dunia ini kita akan berhadapan dengan problem hidup yang luar biasa, yaitu berupa kondisi-conditions lingkungan yang penuh dengan : Change, Conflict, Chalenge, Competitive, Complexity, Crowded, Uncertainty.
Tetapi, Dibalik problem yang rumit, menantang, dan komplek tersebut, ada peluang-peluang –Opportunities. Itu semua tergantung kemampuan kita untuk memilah, memanfaatkannya menjadi peluang yang memihak kepada kita. Allah mengajarkan kepada kita dengan firmannya “kami memberimu minum dari air susu yang bersih antara tahi dan darah” (QS.An-nahl,16:66). Dunia kini dihadapkan pada transisi demografi, teknologi, epidemiologi, dan perubahan global lainnya. Akibatnya,dunia pekerjaan dihadapan anda kini penuh dengan tantangan. Untuk mampu mengubah kondisi yang menantang menjadi peluang yang memihak kepada anda, maka anda perlu menyiapkan empat kekuatan dasar manusia, yaitu
Ø Spiritual (True-T)
Ø Emosional (Responsible-R)
Ø Intelektual (Unique-U)
Ø Fisik (Scarify-S)
Dan
Ø Penguasaan dan penggunaan teknologi yang relevan (Technologi-T) di bidangnya masing-masing, yaitu untuk mengubah
Ø Kondisi (conditions-C) dan kendala yang berupa perubahan, tantangan, kompleksitas, ketidakpastian, dan konflik agar menjadi
Ø Peluang (Opportunities-O), baik itu peluang berupa kemenangan dunia dan kemenangan akhirat,
Ø Kemudian kami menyebutnya sebagai model dengan nama T.R.U.S.T.C.O
Jadi, agar memiliki kemampuan mengubah dari kondisi-C menjadi peluang –O, maka kita harus menyiapkan TRUST. Camkan pengajaran Allah dalam QS.Alam Nasyrah, 94: 4-8 berikut
“ Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
Camkan…
Kita mampu mengubah kondisi-C menjadi peluang-O yang menguntungkan kepada kita, bahkan memperoleh kemenangan dengan syarat kita harus mampu menyiapkan diri dengan aspek TRUST yang baik, dengan membiasakan diri bekerja propesional dengan menggunakan berbagai teknologi terapan-T, yaitu sarana (wasail), system (ijraat), dan metode (uslub) yang terus kita perbaharui. Dengan tetap bersikap tawakal kepada Allah, tidak sombong, angkuh, maka kemenangan akan dapat kita raih.
Self Development : Memeulai membangun Diri Dengan Belajar
Bagaimanakah hubungan antara belajar dengan perubahan tingkah laku dengan diri seseorang.
· Belajar adalah proses mendapatkan informasi, kemudian
· Informasi akan mampu mengubah paradigm seseorang, kemudian
· Paradigma akan mengubah persepsi seseorang, kemudian
· Persepsi akan mengubah motivasi seseorang, kemudian
· Motivasi yang akan menggerakan tingkah laku seseorang.
Untuk itu, kita perlu belajar Al-Quran, mengkaji dan mendapatkan informasi sebanyak mungkin, tentang kehidupan dan tujuan dalam hidup kita. Ingat : Moco Quran angen-angen sak maknane – Baca Quran sekaligus mentadaburi maknanya.
Pendidikan merupakan alat perubahan yang paling dapat diandalkan, karena dalam pendidikan terjadi proses tranformasi informasi dan pengetahuan yang sistematis. Kita harus belajar untuk mengubah kehidupan kita sendiri. “Nasib seseorang tidak akan berubah, kecuali dia sendirilah yang akan merubahnya.” (QS.Ar-Ra’d,13:11). Hanya manusia, diantara seluruh makhluk Allah yang dapat mengubah diri menjadi lebih baik, karena diilhamkan dalam diri manusia itu sifat keburukan (fujur) dan kebaikan (takwa) (QS.Asy-Syams,91:8). Allah telah menciptakan manusia, kemudian
Allah mengeluarkan manusia dan memberikan kemampuan untuk mendengarkan, melihat, berpikir dengan akal dan hati (QS.An-Nahl,16:78)
Kita harus mampu memilih yang terbaik, mengasah peruntungan, dan mengatur hidup kita sendiri. Ini berarti kita harus menjalani suatu program pelatihan untuk membuat kebiasaan kita akan :
· Perubahan Diri (Taghyirun Nafs)
· Menyusun Kurikulum Pribadi (Self Cirriculum)
· Pendidikan Diri (Tarbiyah Dzatiyah)
· Belajar Mandiri ( Inquiry)
Jadi, kita dapat mengubah diri kita sendiri dengan cara mengubah persepsi, pemikiran, sikap dan tindakan kita secara kreatif. Kita dapat mengubah diri kita dengan :
1. Membaca.
2. Mendengar.
3. Belajar.
4. Perenungan.
5. Berbicara dengan diri sendiri.
6. Berjanji dengan diri sendiri
7. Beribadah.
8. Berdoa.
9. Tawakal kepada Allah.
10. Bersedia bertaubat dan menghukum diri sendiri jika bersalah.
Penggunaan akal dan hati (al afidhah) adalah kunci keberhasilan. Sel-sel otak bagaikan otot manusia, dia memiliki kelenturan. Semakin sering otot digunakan, maka kelenturan semakin baik. Demikian pula dengan otak dan hati kita, Semakin sering digunakan semakin baik. Namun demikian, unsur tawakal harus kuat kita miliki, karena factor kegagalan selain datang dari kita juga datang dari syaitn, iblis atau manusia yang selalu mengganggu kita menuju jalan yang lurus. Untuk itu, control diri, kesedian untuk bertobat jika bersalah dan kemampuan menghukum diri menjadi instrument mahal dalam meraih sukses dunia dan akhirat.
Marilah kita merenung lebih jauh, apakah kita akan sukses melewati proses sakaratul maut, proses alam kubur, dan sidang pengadilan kebenaran di padang mahsyar ? Apakah kita menerima hasil catatan perbuatan kita selama di dunia dengan tangan kanan atau tangan kiri, berapa lama kita akan di Neraka ? semua ini memerlukan perenungan mendalam dan memerlukan manajemen kesuksesan.
Leave a Reply