Tentang As-Syifa
Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah merupakan sebuah lembaga non pemerintah (NGO) yang bersifat nirlaba– lebih lanjut disebut Yayasan. Bergerak dalam ranah pendidikan, dakwah, dan sosial. Yayasan didirikan tahun 2003 dengan nama “Yayasan Islam As-Syifa Al-Khoeriyyah/ Tambakmekar” melalui Akta Pendirian pada Tanggal 4 Januari 2003. Kiprah sosial menjadi langkah pertama, dilanjutkan dengan beasiswa yatim dan peningkatan kualitas sarana prasarana ibadah menjadi fokus kerja Yayasan.
Cikal bakal Berkibarnya prestasi As-Syifa Boarding School di kancah nasional dan internasional, tidak terlepas dari peran besar dr. Suleiman Omar S. Qush, Pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah, yayasan yang menaungi As-Syifa Boarding School.
Sejarah kiprah beliau di Indoensia, dimulai pada tahun 2000, awal mula beliau berkunjung ke Indonesia untuk melakukan terapi kesehatan air panas alami di daerah Ciater Kabupaten Subang. Proses terapi ini atas rekomendasi dari salah seorang staf Kedutaan Besar Republik Indonesia di Qatar.
Selama menjalani terapi, beliau berinteraksi dengan penduduk setempat. Kondisi sosial yang beliau saksikan, menyentuh empatinya untuk berkontribusi memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat sekitar tempat tinggalnya di Ciater. Ketika melihat ada sekolah tingkat dasar yang mengalami kerusakan, sebagai seorang pensiunan pemerintah Qatar, beliau memahami pentingnya pendidikan bagi masyarakat. Karenanya, setelah berdiskusi dengan para guru serta muridnya, Beliau pun memutuskan untuk membantu merehab sekolah tersebut. Itulah kiprah pertama beliau di Indonesia, yang ke depannya menjadi salah satu kiprah besar beliau di Indonesia sampai saat ini, yakni dunia pendidikan.
Pengalaman di Indonesia yang mengesankan, membuatnya memutuskan untuk melanjutkan terapi kesehatannya di Indonesia. Interaksi yang intensif dengan masyarakat sekitar, ditambah gaya hidupnya yang sederhana, membuat dirinya mendapatkan tempat di masyarakat dan kenal baik dengan tokoh-tokoh setempat. Kesederhanaannya ditunjukkan dengan tidak sungkan menggunakan angkutan kota (angkot). Suatu hal yang jarang dilakukan warga negara asing di Ciater. Dari angkot pula lah, kepekaannya sebagai seorang muslim terusik. Beliau melihat keseharian warga setempat belum sepenuhnya memperlihatkan perilaku seorang muslim. Padahal yang beliau ketahui, mayoritas masyarakat di Indonesia adalah muslim.
Beliau mendapati orang yang bacaan Al-Qur’annya belum sesuai kaidah, wanita muslimah yang belum mengenakan hijab, dan sarana ibadah yang masih minim. Di sisi lain, ekonomi masyarakat belum pulih pasca resesi ekonomi yang menerpa Indonesia di tahun 1998. Kondisi politik dan keamanan masih lábil pasca reformasi. Konflik sosial di Maluku menyisakan masalah dengan banyaknya anak-anak yatim korban konflik. Ragam permasalahan tersebut semakin menguatkan tekad beliau untuk membantu umat Islam Indonesia melalui proses pendidikan, dakwah, dan sosial, khususnya di wilayah Subang Jawa Barat.
Kiprah beliau mendapat respon positif dari para pegiat pendidikan dan dakwah di Kabupaten Subang. Atas saran dari beberapa pihak, di tahun 2000, dr. Suleiman Omar S. Qush memutuskan untuk mendirikan sebuah lembaga non pemerintah (NGO) sebagai wadah kiprah dakwah, pendidikan, dan sosial yang dijalankannya. Yayasan Islam As-Syifa Al-Khoeriyyah menjadi nama lembaga yang didirikan. Mengandung makna filosofis, lembaga yang mampu memberikan solusi/penawar dengan amal kebaikan. Dengan harapan, kehadirannya memberi manfaat bagi kemaslahatan ummat Islam baik di Kabupaten Subang, maupun secara umum di Indonesia.
Pada 12 Desember 2001, Yayasan mendapatkan kepercayaan dari lembaga donatur, Qatar Charity Society Doha, untuk kerjasama lembaga di bidang sosial dan kemanusiaan. Penandatangan dilakukan antara dr. Suleiman Omar S. Qush dengan Ahmad Ali Al-Boainain. Realisasi dari kerjasama tersebut, Yayasan mulai menjalankan aktivitasnya dengan membangun masjid, asrama yatim, sekolah, menyantuni anak yatim, distribusi wakaf Al-Qur’an, program Ramadhan, dan hewan qurban.
Tanggal 4 Januari 2003, dr. Suleiman Omar S. Qush memutuskan untuk memperluas kiprah Yayasan ke program pendidikan non formal, dengan dirikannya Ma’had Tahfizh Al-Maqdim, yang merupakan cikal bakal dari Lembaga Tahfizh dan Ilmu Al-Qur’an (LTIQ) As-Syifa.
Pertengahan tahun 2004, Yayasan memulai peletakan batu pertama pembangunan komplek pesantren modern di atas tanah seluas 4 hektar. Terdiri dari Masjid Jami’ Syaikhah binti Khalifah As-Suweydi, Gedung serba guna/Aula, Asrama Pesantren Putri, Pusat Kajian & Maktabah 2 lantai dan Guest house. Setahun kemudian tepatnya tanggal 4 Desember 2005 menjadi hari bersejarah bagi penguatan keberadaan Yayasan (itsbatul wujud) dengan diresmikannya komplek tersebut oleh Bupati Subang bersama Duta Besar Qatar.
Selanjutnya, secara berturut-turut, didirikan pula sekolah formal di tahun 2005, yaitu TKIT As-Syifa. SMPIT As-Syifa di tahun 2006. Lembaga tahfizh Al-Maqdim pun diubah menjadi LTIQ As-Syifa.
Yayasan Islam As-Syifa Al-Khoeriyyah kemudian berubah nama menjadi Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah, sebagai upaya melengkapi persyaratan legalitas di Kemenkumham RI, melalui Akta Pendirian Nomor 24 Tanggal 27 Desember 2006 oleh Notaris Asep Subrata, SH.
Pengembangan lembaga terus dilakukan di berbagai bidang. Seiring dengan bertambahnya kepercayaan donatur dan orangtua santri, Yayasan terus mengembangkan infrastruktur dan suprastukturnya. Gedung sekolah dan asrama ditambah, termasuk sarana pendukung lainnya. Dari aspek suprastruktur, sistem pendidikan tahfizh LTIQ As-Syifa dikembangkan ke arah pendidikan tinggi. Kemudian di tahun 2009, didirikan SMAIT As-Syifa, melengkapi sistem pendidikan formal lainnya yang sudah berjalan.
Untuk mendukung kemandirian lembaga, Yayasan mengembangkan berbagai usaha ekonomi, antara lain usaha pertanian dan peternakan. Juga didirikan minimarket dan pujasera/kantin. Selain itu, kiprah dakwah Yayasan mulai merambah dunia media dengan berdirinya Radio Elshifa di tahun 2007. Layanan kesehatan untuk santri dan civitas Yayasan disediakan dengan berdirinya klinik As-Syifa. Semangat kemandirian tercermin dari Visi yang dicanangkan saat itu, “Menjadi Lembaga Non Pemerintah (NGO) yang Kokoh dan Mandiri dalam Membangun, Membina dan Melayani Masyarakat”.
Kerjasama sistem pendidikan pun mulai diinisiasi dengan kemitraan operasi manajemen sekolah bersama Zamzam Syifa Kota Depok melalui unit usaha Yayasan, ALC (As-Syifa Learning Center). Di internal, pengembangan pendidikan terus dilakukan dengan dibangunnya Kampus Wanareja di tahun 2016 untuk SMPIT dan SMAIT. Selanjutnya, dibangun pula perluasan gedung LTIQ, baik di Jalancagak maupun di Wanareja. Tanggal 26 April 2018, menjadi momentum bersejarah kedua bagi As-Syifa, dengan diresmikannya Komplek Pendidikan Tamim Almajd, menandai dioperasikannya kampus baru, Wanareja. Peresmiannya dilakukan oleh Duta Besar Qatar untuk Indonesia, Syeikh Ahmad Bin Jassim Mohammed Ali Al-Hamar.
Tahun 2020, Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah merayakan milad-nya yang ke-17. Rangkaian syukuran dilakukan secara maraton dari September 2019 dengan menyelenggarakan berbagai event dan penghargaan. Puncaknya, tanggal 11 Januari 2020 diselenggarakan Apel Akbar yang diikuti seluruh civitas lembaga. Acara yang dilakukan di pusat kota Subang, Alun-alun Pemda, dengan upacara bendera dan penganugerahan penghargaan bagi para tokoh dan lembaga di Kabupaten Subang yang telah bersama-sama bermitra dengan Yayasan dalam berkontribusi bagi masyarakat, nusa, bangsa, negara, dan agama.
Tahun 2021, tepatnya pada 14 Desember 2021, Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah resmi mendirikan perguruan tinggi pertama, bernama Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) As-Syifa, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1205 Tahun 2021 Tentang Izin Pendirian STIQ As-Syifa.
Spirit kebaikan dan kepedulian beliau melalui dunia pendidikan, tak patut diragukan. Dalam kurun waktu kurang dari 25 tahun, telah banyak berkiprah dalam kemajuan pendidikan di Indonesia, khususnya Kabupaten Subang dan Jawa Barat.
Pada 16 Juli 2022, bersama-sama dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzanul Ulum, dan Wakil Bupati Subang Agus Masykur Rosadi, beliau meresmikan Pondok Pesantren, MTs dan MA As-Syifa Sagalaherang. Waktu yang dibutuhkan beliau dalam proses pembangunan kompleks pondok pesantren (MTs/MA) As-Syifa Sagalaherang di lahan seluas +- 12 hektare dengan daya tampung lebih dari 1000 murid/ santri tidak kurang dari 2 (dua) tahun.
Belum kering cat pembangunan komplek pendidikan terpadu di Pondok Pesantren Sagalaherang, belum habis kopi dinikmati para tukang dan pekerja bangunan. Kembali beliau membuat gebrakan fenomenal dengan inisiasi memulai pembangunan SMPIT As-Syifa Jalancagak II dan SMK-IT As-Syifa Boarding School.
Proyek fenomenal pembangunan komplek-komplek pendidikan yang didirikan beliau, merupakan bukti nyata kontribusi beliau terhadap pengembangan Dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini juga ditandai dengan kunjungan tokoh-tokoh nasional dan internasional ke kompleks pendidikan yang didirikan Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah.
Beberapa Tokoh Nasional dan Internasional yang pernah berkunjung ke Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah, sebagai berikut:
(1) Adiyaksa Dault, Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia 2004-2009;
(2) Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat, periode 2003-2008, 2008-2013;
(3) Dedi Mizwar. Wakil Gubernur Jawa Barat, periode 2008-2013;
(4) K.H. Abdullah Gymnastiar, Pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid Bandung;
(5) Duta besar Qatar untuk Indonesia;
(6) Mr. Bital Mu’jinb Al-Dawsari dan anggota kedutaan;
(7) Mr. Hasan Muhammed wakil duta besar Qatar untuk Indonesia;
(8) Mr. Jasim Al Abduljabar Penjabat Duta Besar Qatar di Indonesia;
(9) Delegasi Kaum wanita dari Qatar Al-Khoeriyah oleh Hasan Al-Muhannad dan didampingi oleh Syikhah Al-Miftah; (10) Delegasi Qatar Al-Khoeriyah dan kedutaan Qatar Untuk Indonesia didampingi oleh Syiekh Muafi Azab;
(11) Delegasi kaum Al-Ka’abi; Jendral Naser dan Jendral Sa’ad Al-Ka’bai;
(12) Delegasi Lembaga Qatar untuk Kegiatan Amal;
(13) Delegasi dari wakaf oleh Muhsen Al Mahmud;
(14) Delegasi dari yayasan Eid Al-Khoeriyah;
(15) Eng. Ahmed Abdullah Al-Emadi serta keluarga;
(16) Tim dari kedutaan Qatar untuk Indonesia didambingi oleh dr. Ahmed Al-Hammadi;
(17) Mayjen TNI Agus, SE MH, Pangdam III/ Siliwangi pada 30 September 2021.
Leave a Reply