Hikmah di Balik Nikmat dan Keutamaan Qurban

HMS06564 copy

Dalam hidup ini, kita senantiasa dikelilingi oleh limpahan karunia dari Sang Maha Pencipta. Nikmat Allah SWT terbentang luas, meliputi setiap aspek keberadaan kita sebagai makhluk ciptaan-Nya. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Subang, Ust. Dr. Dede Misbahul Alam, M.Pd. saat menjadi pemateri dalam kajian spesial Syiar Dzulhijjah di Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah, Senin (26/05/2025).

Yang pertama dan utama adalah nikmat iman. Hidayah yang menerangi kalbu, membimbing langkah kita menuju jalan kebenaran. Dengan iman, kita memiliki pedoman hidup yang jelas, mengenal Sang Khaliq, dan menunaikan ibadah dengan penuh keyakinan dan keistiqomahan.

Kemudian, Allah SWT juga mengkaruniakan nikmat ilmu. Melalui ilmu, kita dapat memahami ajaran agama, mengembangkan potensi diri, dan berkontribusi positif bagi sesama. Ilmu menuntun kita menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan dan penciptanya.

“Maka bersyukurlah kita memiliki ilmu sehingga kita bisa bekerja dan bahkan sekaligus memperdalam ilmu di Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah ini, maasyaa Allah keberkahan untuk As-Syifa yang juga memfasilitasi pegawainya untuk tetap memprioritaskan beribadah dan belajar keagamaan yang lebih mendalam.” Ungkapnya.

Tak kalah pentingnya adalah nikmat kesehatan. Fisik yang kuat dan jiwa yang sehat adalah anugerah yang patut kita syukuri. Dengan kesehatan, kita dapat beribadah dengan khusyuk, mencari rezeki yang halal, dan menikmati indahnya dunia ini dalam koridor ketaatan kepada-Nya.

Selanjutnya, Allah SWT melimpahkan nikmat rezeki dan kekayaan. Rezeki yang halal adalah karunia yang memungkinkan kita untuk memenuhi kebutuhan hidup, berbagi dengan sesama, dan menunaikan ibadah. Kekayaan, bukanlah tujuan, melainkan amanah yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Bagaimana kita mengelola harta yang dititipkan, apakah digunakan untuk kebaikan atau justru menjauhkan diri dari-Nya?

Dalam momen menyambut bulan Dzulhijjah yang penuh kemuliaan ini, beliau mengajak para jamaah memfokuskan perenungan pada nikmat rezeki dan kekayaan. Salah satu cara terbaik untuk mensyukuri nikmat ini adalah dengan menunaikan ibadah qurban bagi yang diberikan kemampuan. Qurban bukan sekadar ritual penyembelihan hewan, melainkan wujud ketaatan, pengorbanan, dan kepedulian sosial.

“Melalui ibadah qurban, kita meneladani jejak ketaatan Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail A.S. Kita diajarkan untuk mengutamakan perintah Allah di atas segala-galanya. Selain itu, qurban juga menjadi sarana untuk membersihkan harta dan menumbuhkan rasa empati kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Daging qurban yang kita bagikan akan membawa kebahagiaan dan meringankan beban mereka. Siap  berkurban?” Ajak beliau dengan penuh antusias. Jamaah menyahutnya dengan penuh keyakinan untuk mengamalkan ibadah Qurban.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Kautsar ayat 2:

“Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).”

Ayat ini menjadi panggilan bagi setiap muslim yang mampu untuk menunjukkan rasa syukur atas nikmat rezeki melalui ibadah qurban. Mari kita sambut Dzulhijjah dengan niat yang tulus untuk berkurban, sebagai wujud syukur dan ketaatan kepada Allah SWT.

Mari kita tunaikan ibadah qurban, karena qurban bukan cuma soal menyembelih, tapi soal menyampaikan amanah dengan tanggung jawab dan cinta. Yuk, qurban bareng Assyifa Peduli!
Klik sekarang di https://donasi.assyifapeduli.org/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *